Imunisasi atau vaksin sudah terbukti bisa
mencegah berbagai penyakit, termasuk hepatitis B dan C. Tapi maraknya
kampanye anti vaksin membuat pencegahan terhadap hepatitis ini
terhambat.
“Saya sangat risau dengan adanya gerakan
anti imunisasi, karena kita tahu bahwa seorang bayi kalau ia
terinfeksi hepatitis itu kemungkinan jadi kronis kemudian sirosis,
kanker hati itu 90 persen,” ujar Menkes Nafsiah Mboi disela-sela acara
peringatan Hari Hepatitis Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Sabtu
(28/7/2012).
Menkes menuturkan hepatitis bisa dicegah
melalui imunisasi tersebut dan sebagian hepatitis bisa diobati. Kalau
semua bayi mendapatkan imunisasi maka insyaallah hepatitis ini bisa
dicegah.
“Janganlah anti imunisasi, karena dengan
imunisasi kita bisa selamatkan jutaan bayi-bayi kita. Semua bayi dapat
imunisasi gratis karena hepatitis ini sudah termasuk imunisasi dasar,”
ungkapnya.
Hepatitis merupakan masalah kesehatan
yang besar, sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus
hepatitis B. Dan penyakit hati merupakan penyebab kematian terbanyak,
masuk ranking ke-2 dalam kelompok penyakit infeksi.
“Hepatitis itu bisa dicegah dan ada
macam-macam hepatitis. Hepatitis A ditularkan melalui makanan jadi
lewat mulut karena itu kebersihan sangat penting. Perilaku hidup bersih
dan sehat sangat penting,” ujar Menkes.
Hepatitis B dan C itu penularannya sama
seperti HIV melalui darah, hubungan kelamin atau hubungan seks maupun
dari ibu ke bayinya. Oleh karena itu pencegahannya sama yaitu
kebersihan, hidup sehat dan menjauhi perilaku berisiko sehingga tidak
terjadi penularan itu.
“Sekali lagi semua bisa dicegah, kita
semua punya pengetahuan dan cara-cara pencegahannya serta pengobatannya
itu sangat-sangat mahal. Untuk itu saya akan terus menyuarakan
imunisasi-imunisasi mulai bayi,” imbuhnya.
Sementara itu Menteri BUMN Dahlan Iskan
yang juga pernah menderita hepatitis menuturkan jika sudah sampai tahap
sirosis atau kanker hati maka dibutuhkan transplantasi hati yang
biayanya tidaklah murah dan tidak mudah mendapatkan donornya.
“Transplantasi bukan jalan keluar yang
terbaik, karena setelah operasi penanganan dan pengobatannya begitu
rumit dan mahal. Jadi jalan terbaik adalah imunisasi untuk pencegahan,”
ujar Dahlan Iskan. (ver/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar