Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 12 Desember 2012

Mengenal Hepatitis B Kronis

Hepatitis B kronis adalah penyakit nekroinflamasi kronis pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B. Hepatitis B kronis ditandai dengan adanya HBsAg positif dalam kurun waktu 6 bulan di dalam serum, tingginya kadar HBV ( Hepatitis B Virus) DNA dan terjadinya proses nekroinflamasi kronis pada hati. Meskipun secara umum penderita Hepatitis B tidak menunjukan gejala-gejala yang berarti, namun beberapa gejala di bawah ini sering mengarah pada Hepatitis B kronis, yaitu hilangnya selera makan, rasa tidak enak di bagian perut terutama perut bagian kanan bahkan sampai kepada mual dan muntah, demam ringan yang terkadang disertai nyeri pada sendi dan bengkak pada perut bagian kanan atas. Setelah gejala-gejala tersebut dirasakan sekitar satu minggu, maka biasanya akan timbul tanda-tanda utama Hepatitis B kronis seperti bagian putih pada mata berubah menjadi berwarna kuning, kulit di seluruh tubuh serta air seni yang berwarna gelap seperti teh atau coca cola.
Hepatitis B kronis dinamakan juga penyakit infeksi yang ditandai oleh peradangan hati berlanjut. Infeksi virus hepatitis B ( VHB )pada masa kanak-kanak memiliki risiko menjadi Hepatitis B kronis, khususnya pada anak yang tertular infeksi prenatal ( penularan penyakit hepatitis B dari Ibu ke bayi melalui kelahiran). Bayi di bawah umur satu tahun yang terinfeksi virus hepatitis B ( VHB ) memiliki risiko Hepatitis B kronis sampai dengan 90%, sedangkan pada anak usia antara 2 hingga 5 tahun, risikonya turun menjadi 50%. Apabila terjadi infeksi pada anak berusia 5 tahun ke atas, risiko hanya 5% hingga 10% untuk menjadi Hepatitis B kronis. Di dunia, diperkirakan ada sekitar 350 hingga 400 juta penderita Hepatitis B kronis yang memiliki resiko tinggi terkena sirosis atau pengerasan organ hati, gagal hati bahkan terakhir berpotensi terkena kanker hati.
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) Sebelum berobat
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) Sebelum berobat
Hepatitis B kronis dapat didiagnosis menurut definisi yaitu setelah enam bulan dari munculnya hepatitis B akut. Hepatitis B kronis seringkali sulit untuk dicurigai jika hanya berdasarkan hanya pada gejala-gejala yang dirasakan pasien; hal ini disebabkan karena mereka yang mengembangkan hepatitis B kronis biasanya adalah orang-orang yang hanya mengalami sedikit dari gejala-gejala yang menandai timbulnya hepatitis B akut atau bahkan mereka sama sekali tidak mengalami gejala-gejala tersebut. Disamping itu, kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis B kronis tidak mengalami gejala apapaun selama bertahun-tahun, bahkan hingga tiga dekade. Selama waktu tersebut, tes darah pasien biasanya memiliki abnormalitas ringan, mengalami peradangan dan luka parut serta organ hati majunya sedikit. Terkadang, mereka yang memiliki hepatitis B kronis yang tidak aktif bisa jadi mengembangkan pengaktifan kembali gejala-gejala Hepatits B akut, memiliki tingkat tes darah hati yang tinggi serta peradangan hati.
Selain dari pada itu, hepatitis B kronis pun dapat didiagnosis melalui biopsi liver penderita hepatitis B kronis. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel keci jaringan hati, sampel tersebut diperiksa di laboratorium tertentu secara mikroskopik. Tes ini sangat penting karena sampel dari penderita penyakit hepatitis B kronis tadi menunjukan tingkat kerusakan liver si penderita dan jumlah peradangan hati / liver bahkan apabila sudah terjadi sirosis, dengan biopsi ini dapat diketahui. Biopsi hati tidak menjadi kewajiban atau keharusan dalam mendiagnosa penderita penyakit hepatitis B, akan tetapi biopsi hati ini digunakan untuk memantau perkembangan kerusakan hati pada penderita hepatitis B kronis.
Penyakit hepatitis B kronis mempunyai perjalanan fase-fase perkembangannya tersendiri. Perjalanannya sangat bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kekronisan penyakit hepatitis B ini adalaah usia pasien dimana infeksi virus hepatitis B mulai menyerang, tingkat replikasi atau multiplikasi virus hepatitis B, dan kemampuan sistem kekebalan tubuh seseorang dalam mengendalikan virus hepatitis B ( VHB ) tersebut. Infeksi penyakit hepatitis B kronis dapat berkembang dari:
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) setelah berobat
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) setelah berobat
1. Fase Toleransi Sistem Imun Tubuh Terhadap Virus / Immune Tolerant Phase.
Pada fase awal ini, tubuh bersikap mengabaikan virus hepatitis B. Bagi individu yang terinfeksi virus VHB pada saat lahir atau pada usia muda, sistem kekebalan tubuh awalnya tidak bereaksi atau mengabaikan terhadap virus hepatitis B kronis. Tahap infeksi ini dikenal sebagai fase toleran kekebalan tubuh. Meskipun tingkatan virus dalam tubuh tinggi dan mungkin juga ada tanda peradangan hati, tetapi biasanya pada fase ini tidak menimbulkan gejala. Fase ini biasanya berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan sampai beberapa bulan atau tahun. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa fase toleran imun biasanya tidak terlihat pada individu yang terinfeksi selama masa dewasa.
2. Fase Imun Tubuh Melawan Virus / Immune Clearance Phase.
Pada fase kedua ini sistem kekebalan tubuh mencoba untuk menghilangkan virus. Selama beberapa waktu, penyakit hepatitis B kronis yang diperoleh di masa kecil, sistem kekebalan tubuh baru mulai bereaksi terhadap virus dan mencoba untuk melawan VHB ( Virus Hepatitis B ). Fase ini dikenal sebagai pembersihan kekebalan tubuh. Akan tetapi, bagi beberapa individu yang yang terkena hepatitis B kronis pada usia dewasa, biasanya dimulai langsung pada fase tahap kedua ini. Pada tahap pembersihan imun / kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh mulai menyerang virus hepatitis B yang terinfeksi sel-sel hati dalam upaya untuk membersihkan virus tersebut. Hal ini menyebabkan peradangan, kerusakan hati, dan pembengkakan jaringan parut liver. Hasil uji laboratorium terhadap Faal liver / hati menunjukan hasil yang abnormal dan apabila dilakukan biopsi terhadap liver maka akan menunjukan peradangan yang cukup parah dan pembengkakan jaringan parut( fibrosis). Tingkat keparahan kerusakan sel hati, tingkat fibrosis, dan durasi dari fase pembersihan imun akan menentukan hasil kronis hepatitis B. Semakin parah kehancuran dan fibrosis dan semakin lama fase, semakin besar pula kemungkinan terjadinya sirosis.
3. Fase Virus Hepatitis B Tidur / Quiescent phase.
Setelah tahap fase pembersihan imun, infeksi hepatitis B kronis memasuki fase kurang aktif dikenal sebagai fase diam. Pada beberapa kasus fase tidur ini Hepatitis B kronis dapat mengarah ke sirosis atau pengerasan pada organ hati, luka parut parah pada organ hati, dan terakhir kanker hati. Hal ini disebabkan karena fase ini virus hepatitis B aktif kembali. Kasus ini dikenal dengan nama “flare” (reaktivasi virus). Pemeriksaan laboratorium hepatitis ( Faal Hati ) menjadi abnormal dan cedera hati yang lebih lanjut. Pada pemeriksaan fisik, individu yang mengidap penyakit hepatitis B kronis umumnya mengalami rasa lelah, lemah dan menjadi lebih peka terhadap infeksi. Mereka juga mungkin kehilangan massa otot, khususnya pada pundak dan kaki bagian atas, kehilangan berat badan akibat pencernaan yang abnormal, penyerapan nutrisi yang kurang baik serta penurunan fungsi metabolisme nutrisi hati.
Sebagai catatan, Individu yang terinfeksi, yang mengalami fase pembersihan ringan virus kekebalan tubuh dan bergerak ke fase diam dikenal sebagai pembawa sehat virus hepatitis B. Individu-individu ini biasanya memiliki tes-tes laboratorium hati normal dan tidak memiliki gejala, namun mereka masih dapat menularkan infeksi virus hepatitis B kepada orang lain. Resiko virus hepatitis B berkembang menjadi sirosis dan kanker sel hati kecil meskipun risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tanpa hepatitis B kronis.
Setiap tahunnya terdapat kurang lebih satu juta orang meninggal dunia yang disebabkan oleh penyakit hati serius yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis B kronis. Oleh sebab itu, kita harus mewaspadai penyakit ini dan berusaha semampu kita untuk menghindari dan melakukan pencegahan dini agar tidak tertular maupun terjangkit penyakit hepatitis B kronis ini.


Sumber Artikel: http://www.djamilah-najmuddin.com/mengenal-hepatitis-b-kronis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar